Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng! Kancil Yang Nakal!

Pada suatu hari di hutan yang jauh, hiduplah seekor kancil yang sangat cerdik dan pintar. Dia sering mempermainkan hewan-hewan lain dengan kecerdikannya yang luar biasa.

Suatu pagi, kancil bertemu dengan seekor tikus yang sedang mencari makanan. Tikus tersebut bertanya kepada kancil, "Hei, kancil! Apakah kamu tahu di mana ada padang rumput yang lezat di hutan ini?"

Kancil memikirkan hal tersebut sejenak dan berkata, "Oh, tentu saja aku tahu! Ada sebuah padang rumput yang sangat lezat di sebelah sana. Namun, kau harus berhati-hati dengan serigala yang berkeliaran di sekitar sana."

Tikus mengucapkan terima kasih kepada kancil dan berangkat menuju padang rumput. Namun, ketika tikus sampai di sana, dia menemukan padang rumput yang kering dan tidak lezat sama sekali.

Tikus merasa tertipu dan ketika bertemu kembali dengan kancil, dia marah dan berkata, "Kamu membohongiku! Padang rumput itu kering dan tidak lezat sama sekali!"

Kancil tertawa dan berkata, "Aku memang membohongimu, tapi jangan khawatir, aku akan membantumu menemukan padang rumput yang lezat di tempat lain."

Tikus merasa lega dan memutuskan untuk mempercayai kancil. Namun, kali ini, kancil membawanya ke dalam sebuah perangkap yang telah ia siapkan sebelumnya.

Tikus merasa sangat marah dan kecewa. Dia mengancam akan membalas dendam pada kancil suatu hari nanti.

Namun, kancil tidak takut dengan ancaman tikus. Ia terus merencanakan trik-trik baru untuk mempermainkan hewan-hewan lain di hutan.

Suatu hari, kancil bertemu dengan seekor monyet yang sedang mencari buah-buahan. Kancil menyapa monyet dan bertanya, "Hei, monyet! Apakah kamu tahu di mana ada pohon buah-buahan yang lezat di hutan ini?"

Monyet terkejut dan berkata, "Tentu saja aku tahu! Aku adalah ahli buah-buahan di hutan ini! Aku akan membawamu ke pohon buah-buahan yang terbaik di seluruh hutan!"

Kancil mengikuti monyet dengan senyum di wajahnya. Namun, ketika mereka sampai di pohon buah-buahan, monyet terperangkap dalam perangkap yang disiapkan kancil.

Kancil tertawa sambil berkata, "Maaf, monyet! Tapi kamu memanggil dirimu sebagai ahli buah-buahan, jadi aku berpikir kamu akan tahu bahwa ini adalah perangkap yang telah aku siapkan!"

Monyet merasa sangat malu dan marah pada kancil. Namun, kancil hanya tertawa dan pergi mencari korban lain untuk dippermainkan.

Suatu hari, kancil bertemu dengan seekor kelinci yangsedang menikmati makanan di dekat sungai. Kancil mendekati kelinci dengan senyum ramah di wajahnya dan berkata, "Hei, kelinci! Apa yang sedang kamu makan di sana? Terlihat enak sekali!"

Kelinci menjawab, "Oh, ini adalah gulali yang saya buat sendiri dari gula aren dan santan. Kamu ingin mencobanya?"

Kancil sangat senang dan merasa terkejut karena tidak pernah mencicipi gulali sebelumnya. Dia mencicipi beberapa gigitan gulali dan merasa sangat menyukainya.

Kancil berkata kepada kelinci, "Gulali ini sangat lezat! Terima kasih banyak, kelinci! Aku harus belajar membuatnya juga!"

Kelinci tersenyum dan berkata, "Tidak ada masalah, kancil! Aku akan mengajarkan cara membuat gulali kepadamu. Namun, kita perlu pergi ke hutan untuk mencari bahan-bahannya."

Kancil sangat antusias dan mereka berdua pergi ke hutan untuk mencari bahan-bahan pembuat gulali. Namun, ketika mereka sedang mencari bahan-bahan, kancil mengambil semua bahan-bahan itu dan pergi meninggalkan kelinci.

Kelinci merasa sangat kecewa dan marah pada kancil. Dia mengumpulkan teman-temannya dan merencanakan balas dendam pada kancil.

Ketika kancil kembali ke hutan, dia ditangkap oleh kelinci dan teman-temannya. Mereka mengikat kancil dengan tali dan memutuskan untuk memberikan pelajaran pada kancil.

Kelinci berkata kepada kancil, "Kamu selalu mempermainkan orang lain dan tidak memikirkan perasaan mereka. Sekarang, kamu akan merasakan bagaimana menjadi korban dari kecerdikan seseorang."

Kancil merasa sangat terkejut dan takut. Namun, kelinci dan teman-temannya hanya membiarkannya di sana tanpa memberikan tindakan apapun.

Setelah beberapa jam, kelinci dan teman-temannya kembali ke tempat kancil ditahan dan melepaskannya dari ikatan. Mereka berkata, "Ini hanya pelajaran untukmu, kancil. Kami tidak akan membiarkanmu terus mempermainkan orang lain di hutan ini."

Kancil merasa malu dan merenungkan tindakannya. Dia berjanji untuk tidak mempermainkan orang lain lagi dan belajar untuk memikirkan perasaan orang lain.

Sejak saat itu, kancil menjadi teman yang baik dan tidak pernah lagi mempermainkan orang lain. Dia belajar bahwa kecerdikan tidak selalu berarti mempermainkan orang lain, tetapi juga bisa digunakan untuk membantu orang lain.

 

Posting Komentar untuk "Dongeng! Kancil Yang Nakal!"