Teori dan Pengertian Pasang dan Surut Air Laut
Pasang dan surut air laut merujuk pada perubahan periodik dalam ketinggian air laut yang terjadi secara teratur di sepanjang pantai.
Pasang adalah fenomena di mana permukaan air laut meningkat
secara bertahap dari titik terendah ke titik tertinggi. Sedangkan surut adalah
kebalikan dari pasang, yaitu fenomena di mana permukaan air laut menurun secara
bertahap dari titik tertinggi ke titik terendah.
Perubahan pasang dan surut terjadi karena adanya interaksi
antara bumi, bulan, dan matahari. Gravitasi dari bulan dan matahari menarik air
di permukaan bumi, menyebabkan ketinggian air laut mengalami perubahan secara
periodik. Hal ini juga dipengaruhi oleh bentuk dan kedalaman laut, arah dan
kecepatan angin, serta faktor cuaca lainnya.
Pasang dan surut memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan laut dan manusia. Air pasang yang tinggi dapat menyebabkan banjir di
daerah pantai dan muara sungai, sementara air surut yang rendah dapat
mengungkapkan terumbu karang, sehingga memudahkan akses bagi nelayan untuk
mencari ikan. Pasang dan surut juga dapat mempengaruhi transportasi kapal,
pembangkit listrik tenaga air, dan aktivitas pariwisata di pantai.
Teori
Pasang dan Surut Air Laut
Teori pasang dan surut air laut didasarkan pada konsep
gravitasi dan gerak bulan dan matahari terhadap bumi. Gravitasi bulan dan
matahari berpengaruh pada air laut di permukaan bumi karena gaya gravitasi yang
menarik air laut ke arah bulan dan matahari.
Ketika bulan dan matahari berada di sisi yang sama dari
bumi, gaya gravitasi yang dihasilkan menciptakan pasang tertinggi atau pasang
purnama. Di sisi lain, ketika bulan dan matahari berada di sisi yang berlawanan
dari bumi, gaya gravitasi yang dihasilkan menciptakan surut tertinggi atau
surut bulan.
Selain itu, efek Coriolis juga mempengaruhi pergerakan air
laut di bumi, terutama di sepanjang garis lintang. Efek Coriolis adalah
kecenderungan benda yang bergerak di permukaan bumi untuk terpengaruh oleh
rotasi bumi sehingga mengalami pergeseran.
Secara keseluruhan, pasang dan surut air laut dipengaruhi
oleh tiga faktor utama, yaitu gaya gravitasi bulan dan matahari, rotasi bumi,
dan bentuk dan kedalaman laut. Hal ini menjelaskan mengapa perubahan pasang dan
surut air laut tidak sama di setiap tempat di bumi.
Teori pasang dan surut air laut juga telah terbukti penting
dalam berbagai aplikasi praktis, seperti navigasi kapal, pembangkit listrik
tenaga air, pemetaan laut, dan manajemen bencana seperti banjir dan tsunami.
Macam
Teori
Ada beberapa macam teori yang berhubungan dengan pasang dan
surut air laut, di antaranya:
- Teori
gravitasi: teori ini mengasumsikan bahwa pasang dan surut air laut
disebabkan oleh gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh bulan dan matahari.
- Teori
inersia: teori ini mengasumsikan bahwa pasang dan surut air laut
disebabkan oleh efek inersia dari gerakan rotasi bumi dan gerakan air laut
di sekitar bumi.
- Teori
pergeseran fasa: teori ini mengasumsikan bahwa pasang dan surut air laut
disebabkan oleh pergeseran fasa antara air laut yang ditarik oleh bulan
dan matahari.
- Teori
gabungan: teori ini menggabungkan beberapa faktor yang mempengaruhi pasang
dan surut air laut, seperti gaya gravitasi, efek inersia, dan efek
pergeseran fasa.
Ketiga teori pertama merupakan teori klasik yang telah
dikenal sejak lama, sedangkan teori gabungan lebih modern dan menggabungkan
berbagai faktor untuk menjelaskan fenomena pasang dan surut air laut yang lebih
akurat.
Penyebab
dan Proses Terjadinya Pasang dan Surut Air Laut
Pasang dan surut air laut disebabkan oleh interaksi
gravitasi antara bumi, bulan, dan matahari. Gravitasi bulan memiliki pengaruh
paling besar pada pasang dan surut, karena bulan lebih dekat dengan bumi
dibandingkan dengan matahari dan memiliki massa yang lebih besar dibandingkan
dengan satelit alami planet lainnya.
Proses terjadinya pasang dan surut air laut adalah sebagai
berikut:
- Pasang
purnama: Ketika bulan dan matahari berada di sisi yang sama dari bumi,
gaya gravitasi bulan dan matahari menguatkan satu sama lain, sehingga
menciptakan pasang tertinggi atau pasang purnama. Pasang purnama terjadi
dua kali dalam satu bulan, yaitu saat bulan baru dan bulan purnama.
- Surut
bulan: Ketika bulan berada di sisi yang berlawanan dari bumi, gaya
gravitasi bulan menarik air laut menjauh dari bumi dan menciptakan surut
tertinggi atau surut bulan. Surut bulan terjadi dua kali dalam satu bulan,
yaitu pada saat bulan baru dan bulan purnama.
- Pasang
perbani: Ketika bulan dan matahari berada di sisi yang berlawanan dari
bumi, gaya gravitasi bulan dan matahari saling mengimbangi sehingga tidak
terjadi pasang tertinggi. Namun, terdapat pasang perbani yang terjadi saat
bulan baru dan bulan purnama, ketika bulan dan matahari membentuk sudut 90
derajat terhadap bumi.
- Surut
perigee: Terdapat pula surut perigee yang terjadi saat bulan berada pada
titik terdekat dengan bumi. Pada saat itu, gaya gravitasi bulan lebih kuat
sehingga menciptakan surut tertinggi.
Proses terjadinya pasang dan surut air laut juga dipengaruhi
oleh bentuk dan kedalaman laut, arah dan kecepatan angin, serta faktor cuaca
lainnya. Hal ini menyebabkan perubahan pasang dan surut tidak sama di setiap
tempat di bumi.
Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan, dapat
disimpulkan bahwa pasang dan surut air laut disebabkan oleh interaksi gravitasi
antara bumi, bulan, dan matahari. Proses terjadinya pasang dan surut
dipengaruhi oleh posisi relatif bulan dan matahari terhadap bumi, sehingga
terjadilah perubahan dalam level air laut. Pasang dan surut air laut juga
dipengaruhi oleh faktor cuaca, bentuk dan kedalaman laut, serta arah dan
kecepatan angin, sehingga perubahan pasang dan surut tidak sama di setiap
tempat di bumi. Studi tentang pasang dan surut air laut sangat penting dalam bidang
navigasi, ilmu kelautan, dan penelitian lingkungan.
Posting Komentar untuk " Teori dan Pengertian Pasang dan Surut Air Laut"